Matahari tergelincir beberapa derajat, tersiar
kabar berita tentang dirimu. Kuotamu telah habis kawan.
![]() |
Photo by Irmansyah Aman |
Kaget dan berbagai ekspresi bermunculan dari
orang-orang yang selama ini selalu berinteraksi dengamu dan menikmati ekspresi
tawamu yang khas, betul-betul orisinil dirimu kawan, ORI Broo… .Ketika bersua
denganmu orang-orang selalu menikmati tawa khasmu, bukan senyum dan tawa yang
terpaksa dan dipaksa demi “MOHON DUKUNGANNYA”.
Ah…. Mungkin duniamu memang berbeda dengan
dunia mereka, engkau tetaplah memijak bumi ini tetapi mereka, uhhhhh….. mungkin
hari ini mereka masih membumi tapi aku takut kelak mereka menetap di atas awan
dan hanya menatap kita dari atas sana, nun jauh di atas sana kawan, bahkan
dengan teropongpun kita tak mampu menjangkaunya kawan. Eh….kawan, mungkin ini
hanyalah ketakutanku yang terlalu berlebihan dengan dunia mereka.
Beberapa hari berita tentang dirimu (lengkap
dengan picture yang tetap ori dirimu) jadi trending topic mulai dari Facebook,
WA, instagram sampai cerita emak-emak di saladan bahkan sampai cerita longgi di
dekker, sayang berita tentangmu masih kalah pamor dengan JT-610. Jangankan
berita tentangmu yang nota benenya trending topic lokal, aksi 211 kemarin yang
diikuti ribuan peserta hampir tak ada gaungnya, media mainstream begitu larut
dalam duka JT-610, betulkah itu kawanku? Atau jangan-jangan mereka memang tidak
tertarik dengan aksi tersebut, atau jangan-jangan ini tentang 2019 yang sempat
heboh dengan ininya #.
Ahhhhh…. Sudahlah kawan tinggalkanlah dunia
mereka yang hiruk-pikuk itu.
![]() |
Photo by Irmansyah Aman |
Kawanku ….
Kini kawan, yang tersisa buat kami adalah
jejak-jejakmu yang ada ditiap tempat yang engkau singgahi, buah tanganmu yang
lambat namun pasti. Masih berdiri kokoh karya-karyamu itu, ketika melihatnya
lagi orang-orang akan mengenangmu dan tentu teringat dengan cara berjalanmu
yang juga pasti ORI Broooo……
![]() |
Photo by Wall Masry-q |
Kelak kawanku….
Kami akan rindu dengan tawamu itu, ketika kita
menghitung uang celengan Jumat sampai ketika pembagian zakat Fitrah, cerita
tentangmu tak lekang oleh masa.
Kawan…..
Aku cemburu padamu
Ketika kuotamu telah habis, engkau telah
berdiri di atas jalan tol menuju sebuah tempat yang dirindukan oleh semua. Masa
baktimu bukanlah sebuah ujian, karena kertas ujianmu memang tidak pernah
tertimpa setitik nodapun. Engkau bagaikan anak yang belum baligh, orang yang
terbuai dalam tidurnya, bahkan seperti orang yang tidak sadar karena gila atau
pingsan. Tidak ada syariat yang harus engkau emban dan harus engkau pertanggungjawabkan
kemudian.
Aku cemburu padamu
Ketika engkau masih disini selama beberapa
tahun lamanya dalam hitungan kami, peranmu yang engkau mainkan jauh dari
dambaan para artis, engkau bukanlah tokoh utama, bayaranmu kecil bahkan jadi
pelengkap malah terkadang jadi penderita, tapi ternyata di tempatmu sekarang duniamu
yang dulu hanya beberapa menit dari waktu yang telah berlalu, cukup singkat
memang kawan. Peranmu yang jauh dari sempurna itu kini telah pupus tertimpa
kenikmatan abadi.
Aku Cemburu padamu
Kedamaian nan abadi kini telah engkau nikmati dalam
waktu yang cukup panjang hingga kelak engkau tumbuh dari tulang sulbimu bagai
biji yang berkecambah hingga sempurna wujudmu.
Kawanku….
Kelak engkau hadir tidak dengan penampilanmu
di tempat yang dulu, tetapi engkau menjadi pemuda gagah yang didampingi oleh
bidadari-bidadari yang saban hari kecantikannya tidaklah berkurang tetapi
selalu bertambah, tidak seperti di duniamu yang dulu.
Tapi kawan….
Ternyata kamipun bisa berada pada posisimu
yang sekarang bahkan lebih tinggi dari tempatmu itu karena kami punya piranti
yang tertanam dalam diri kami. Ketika mampu memegang kuat tali kekang akal dan
syahwat kami dan mengarahkan kereta kencana ini di jalur yang di ridhai-Nya. Itulah
sebenar-benarnya jalan.
Kawanku…
Tidak ada jaminan kami akan senantiasa
istiqamah di jalur ini, hanyalah doa, ihtiar dan tawakkal, semoga Sang
Pembolak-balik hati menetapkan hati kami dijalur ini hingga Sang pemutus
kelezatan menjumpai kami kelak.
Hari itu kawan….
Dunia kita telah sama, hingga kita
diperhadapkan di hadapan-Nya dan menuai apa telah kita tanam di dunia kita yang
dahulu, tapi engkau telah berdiri di atas jalan tol dan mulai berjalan dengan
tenang, sementara kami dengan wajah penuh ketakutan dan tertatih memikul beban yang akan kami
perhadapkan pada-Nya.
Kawan….
Aku Cemburu padamu.....
Mau minta izin copy mau kasih masuk blogq artiket ta, bisa
BalasHapusSilahkan bro...
BalasHapusMakasih brow
HapusMntap artikelx bos
BalasHapusTerima Kasih, sering-sering berkunjung broo..
HapusLuar biasa
BalasHapushttp://catatan-mardinlover.blogspot.com/2018/11/aku-cemburu-padamu.html?m=1
BalasHapusBagus blognya, dibangun sejak 2014 n' postnya sudah banyak, tetap berkarya broo..
HapusLuar biasa om
BalasHapusterima kasih telah berkunjung.
Hapus😢😢😢
BalasHapusSayapun cemburu.. Sawe, the real inspiration...
BalasHapusTernyata beliau sumber inspirasi bagi banyak orang
Hapus