Jumat, 14 Mei 2021

SEPI


Teng...
Detik terakhir menunggu
Telah berakhir
Terbaring dalam hening
Bahkan riakpun tak terdengar
Dalam pelukan samudra
Senja ketiga berlalu
Ribuan harapan
Mengetuk pintu langit



DI PALESTINA & DI SINI

 

Di sana....
Derau kalian ada mesin jet tempur
Hujan kalian bom napalm
Gerimis kalian timah panas M-16
Sungguh, bukan situasi yang nyaman
Di sini...
Derau kami semilir angin
Hujan kami air yg deras
Gerimis kami halimun pagi
Sungguh, begitu indah dan menyenangkan
Tapi...
Kami cemburu dengan kalian
karena...
Halaman rumah kalian adalah medan jihad
deru nafas kalian jalan menuju syahid



MENUNGGU REDA

 

Bersama mereka redakan riuhnya jiwa
dari silang sengkarut bumi pertiwi
masih menunggu...



JHON


Kembar 4...
sudah pasti jawabannya adalah tidak, sepupu pun bukan, hubungan family juga tak ada. Mirip (kalau ada yg jawab ia, pasti cari gara-gara), ya... tidaklah, kan bukan family jadi DNA sebagai barcode identity mereka pasti jauh berbeda.
Rasa saudara, memang ia. Bukan casing yang menyatukan, soulmate mungkin yang paling cocok, ada chemistri yang menyatukan jiwa-jiwa itu, bak sinyal 4.5 G yang kencang.
Lumpur...
ada apa dengan lumpur?
apakah mereka tercipta dari lumpur sehingga mereka tampak legam, (memang mereka tercipta dari tanah yang bercampur air) tapi bukan itu hingga mereka tampak legam.
Pecinta lumpur, itulah separuh jiwa mereka. Memang cinta mereka telah bercampur lumpur.
Kenapa begitu bro, karena rindu mereka hanyalah dengan lumpur, katalisator mereka adalah lumpur.
Cobalah scan mereka, maka kau akan temui barcode nya bercampur lumpur.
Merekalah para petualang, yang telah mewakafkan sepotong jiwa dan cinta mereka dengan lumpur.
Brooooooommmm... gas full bro...



KALA ITU

 



Bertarung deru jiwa yang mendidih
Memburu asa dalam jejak
Kini...
Bertarung rindu membekap nadi
Menyusuri aroma nafasmu
Kelak...
Ku tuang gundah yang telah menumpuk
dalam hangat pangkuanmu



SANG KAKEK DARI SHUFA

 

Ringkih...
Mereka menilaimu demikian, itu tidak salah karena yang mereka lihat adalah yang nampak di mata mereka.
Bukan Ancaman...
Bagi mereka Engkau bukanlah apa-apa, jangankan memikul senapan, kedua kakimupun telah goyah menopang tubuh rentamu.
Bukan siapa-siapa...
Memang, dimata mereka Engkau tak berarti, selantang apapun engkau berkoar di hadapan mereka, mereka mendengarnya bagai siuran angin gurun.
Tapi...
Mereka tak mampu melihat jiwa membara dalam tubuh ringkihmu, aliran darahmu memompa lantang, mereka telah mengecil nan kerdil dimatamu
Bukan senapan apalagi baju zirah dari kevlar yang membuatmu tegar dihadapan mereka, tapi keyakinan bahwa inilah puncak bangunan Islam itu yang membawamu mendengus murka dihadapan moncong senapan mereka
Dulu...
Orang-orang yang mengenalmu memang tak seberapa, engkau hanyalah kakek tua dari Shufa
Shufa...
Dimanakah itu?
Selembar bendera lusuh tergeletak di tanah.
PALESTINA
Duniapun bergemuruh untukmu
Mereka berbisik ke bumi dalam sujud yang panjang
Penuh harap...
Pintu langit merespon
Tangan-tangan mereka memelas, terasa hangat pipi mereka oleh air mata, bibir mereka bergetar, yang terdengar hanyalah nama-nama indah-Mu
Wahai para Mujahid, perdagangan ini telah dimulai






BUKAN DI ATAS AWAN

 

Di sini...
Bersemayam bersama halimun
Dalam dekapan senja
Sekedar mencari hangatnya jiwa
Bukan yang tertinggi
Yang terindahpun masih banyak
Candumu lah mengerogoti
Dan...
Membunuh rasa yang lain
Selalu...
Dibilik hati tersimpan
Rindu dinginmu
Rindu desah anginmu
Dan...
Rindu lelah yang terbayarkan
Kelak ku kembali
Mencumbumu




SUATU MASA

 Kala itu...

Endapan energi masih tersisa
Dipompa oleh nafas-nafas heroik
Terik tak kuasa membendung
Deru gempita jiwa yang ranum
Dalam bungkus kado usang
Kelak...
Mereka mendengar semua itu
Bak dongeng negeri antah berantah
Dekaplah sekuat hati
Sebagai bukti
Di panggung kita pernah
Memerankan lakon itu
--------------------------------
Zeyn...
Ketika masamu tiba
Peluklah mereka dengan erat
Walau sebatas hangatnya jiwa



Pasitammuan, 18 08 2020

LELAH

Sejenak saja...

Bertumpu di sandaran ini

Sedari tadi....

Perih di barisan goresan

Benturan hampir tak bertepi

Bukan raga ini

Bukan...



WINE

Filosofi yang panjang lebar dan hampir saja tak berujung.

Segala teori, falsafah dan isme yang engkau taklid dengannya.
Buyar....
Bukan penganut semua itu
Aroma telah menimpa semua diskusi itu
Rasa membunuh ideologi
Yang kukatakan sesat itu
Sungguh...
Nikmati sajalah...



Senja ini


Syukurlah
Temaram senja ini
Hanyalah...
Menitikkan rinai-rinai gerimis
Bukannya
Air mata
Apalagi Darah