"Innaa lillahi wa innaa ilaihi rajiuun" bergumam lirih lisan ini
Teng...
Waktumu telah berdentang
Kuotamu telah habis
Tertegun, terasa bergetar tubuh ini, terasa hangat air itu mengalir di wajah
Kawan...
Waktu untuk menanam pohon-pohon amalmu telah berlalu
Kini...
Menuai hasil panenlah yang akan kau hadapi dan menunggu setahun, 10 tahun, 100 tahun bahkan mungkin jutaan tahun lagi, ya... Menunggu hari yang dahsyat itu
Pada hari itu...
Kita semua telah berada disana, dihadapan-Nya
Hari itu...
Tiada lagi kesombongan, keangkuhan, kekayaan, pangkat dan segalanya
Yang ada hanyalah...
Takut, cemas dan memohon ampunan dari-Nya
Tempat itu adalah Padang Mahsyar.
...............................................................
Cerita tentangmu memenuhi wall-wall kami beberapa hari ini, cerita tentang hari-hari terakhirmu bersama kami
Kawan...
Maafkan kami
Keluh-kesah tentang sakit yang kau alami, berlalu begitu saja
Ternyata...
Derita yang kau alami begitu berat, sakit yang menderamu begitu hebat tapi melaluinya seorang diri
----------------------------------------------------------------
Longgi...
Cerita dengan mereka begitu mengharu biru. Masa yang penuh dengan energi, penuh dengan kebodohan namun semua terasa indah.
Kala itu...
Kita semua berjalan dalam lorong yang begitu gelap, sangat gelap...
Walaupun sekarang kita masih dalam lorong itu, setidaknya ujung lorong telah terlihat, cahaya itu berangsur menerangi
Kawan...
Tiada lagi jabat tanganmu yang erat itu, badanmu tak lagi berdiri kokoh, suaramu tak lagi menderu di udara
Kini...
Kelopak matamu terpejam rapat, badanmu kaku, bahkan tempatmu tak lagi di sini tapi nun jauh di bawah sana
Sekali lagi
Maafkan kami...
Kawan...
Barulah kali ku ikutkan namamu dalam sujud-sujudku
Allahummagfirlahu warhamhu wagfuanhu wa akrim nuzulahu wa wassiq mudhalahu...
Bala Enduk, 5 Desember 2019
23:58
Cerita tentangmu memenuhi wall-wall kami beberapa hari ini, cerita tentang hari-hari terakhirmu bersama kami
Kawan...
Maafkan kami
Keluh-kesah tentang sakit yang kau alami, berlalu begitu saja
Ternyata...
Derita yang kau alami begitu berat, sakit yang menderamu begitu hebat tapi melaluinya seorang diri
----------------------------------------------------------------
Longgi...
Cerita dengan mereka begitu mengharu biru. Masa yang penuh dengan energi, penuh dengan kebodohan namun semua terasa indah.
Kala itu...
Kita semua berjalan dalam lorong yang begitu gelap, sangat gelap...
Walaupun sekarang kita masih dalam lorong itu, setidaknya ujung lorong telah terlihat, cahaya itu berangsur menerangi
Kawan...
Tiada lagi jabat tanganmu yang erat itu, badanmu tak lagi berdiri kokoh, suaramu tak lagi menderu di udara
Kini...
Kelopak matamu terpejam rapat, badanmu kaku, bahkan tempatmu tak lagi di sini tapi nun jauh di bawah sana
Sekali lagi
Maafkan kami...
Kawan...
Barulah kali ku ikutkan namamu dalam sujud-sujudku
Allahummagfirlahu warhamhu wagfuanhu wa akrim nuzulahu wa wassiq mudhalahu...
Bala Enduk, 5 Desember 2019
23:58