Minggu, 04 Desember 2022

RINDU

 Beberapa senjapun berlalu

Dalam dekapan malam

Bertalu kalbu merangkul angan

Terselip rindu di sepotong jiwa



Rindu ini membuncah ke langit

Mengalir deras dalam nadi

Kulepaskan getaran jiwa

Karena itu adalah cinta


Bahtera jiwa mengembara jauh

Memetik kepingan masa silam

Membuai temaram senja

Di pangkuan cinta


Ke ujung cakrawala

Langkah berderap

Susuri jejak yang sama

Arah yang engkau tuju

Aku...

Dia...

Kalian...

.

.

.

Hangat cinta anakku Farzana Omeera

MELATIKU



Anggun berdiri

Diantara bunga yang lain

Membelai jiwa di halimun pagi


Melatiku...

Berbisik merdu di kemilau embun

Menari lembut di angin semilir

Mengalirkan aroma sirami jiwa



Melatiku...

Sejenak saja tembangmu mengalun

Belum bosan menonton tarianmu

Masih kuhirup wangimu


Melatiku...

Sebentar saja engkau berkisah

Kan kugenggam erat cerita indahmu

Hingga senja menjelang


Melatiku...

Singkat saja lakon ini kau perankan

Kan kupeluk di hangatnya cinta

hingga ujung langkah


Melatiku...

Berlayarlah di keabadian

Tak beriak jalanmu

Tiada beban di bahumu


Melatiku...

Jika nanti kau tak melihat kami di taman

Carilah kami, pintakan pada-Nya

Raihlah tangan kami ke tempat indahmu


Melatiku...

Tunggu kami digerbang jannah-Nya

.

.

.

Hangat cinta anakku Farzana Omeera

Jumat, 14 Mei 2021

SEPI


Teng...
Detik terakhir menunggu
Telah berakhir
Terbaring dalam hening
Bahkan riakpun tak terdengar
Dalam pelukan samudra
Senja ketiga berlalu
Ribuan harapan
Mengetuk pintu langit



DI PALESTINA & DI SINI

 

Di sana....
Derau kalian ada mesin jet tempur
Hujan kalian bom napalm
Gerimis kalian timah panas M-16
Sungguh, bukan situasi yang nyaman
Di sini...
Derau kami semilir angin
Hujan kami air yg deras
Gerimis kami halimun pagi
Sungguh, begitu indah dan menyenangkan
Tapi...
Kami cemburu dengan kalian
karena...
Halaman rumah kalian adalah medan jihad
deru nafas kalian jalan menuju syahid



MENUNGGU REDA

 

Bersama mereka redakan riuhnya jiwa
dari silang sengkarut bumi pertiwi
masih menunggu...



JHON


Kembar 4...
sudah pasti jawabannya adalah tidak, sepupu pun bukan, hubungan family juga tak ada. Mirip (kalau ada yg jawab ia, pasti cari gara-gara), ya... tidaklah, kan bukan family jadi DNA sebagai barcode identity mereka pasti jauh berbeda.
Rasa saudara, memang ia. Bukan casing yang menyatukan, soulmate mungkin yang paling cocok, ada chemistri yang menyatukan jiwa-jiwa itu, bak sinyal 4.5 G yang kencang.
Lumpur...
ada apa dengan lumpur?
apakah mereka tercipta dari lumpur sehingga mereka tampak legam, (memang mereka tercipta dari tanah yang bercampur air) tapi bukan itu hingga mereka tampak legam.
Pecinta lumpur, itulah separuh jiwa mereka. Memang cinta mereka telah bercampur lumpur.
Kenapa begitu bro, karena rindu mereka hanyalah dengan lumpur, katalisator mereka adalah lumpur.
Cobalah scan mereka, maka kau akan temui barcode nya bercampur lumpur.
Merekalah para petualang, yang telah mewakafkan sepotong jiwa dan cinta mereka dengan lumpur.
Brooooooommmm... gas full bro...



KALA ITU

 



Bertarung deru jiwa yang mendidih
Memburu asa dalam jejak
Kini...
Bertarung rindu membekap nadi
Menyusuri aroma nafasmu
Kelak...
Ku tuang gundah yang telah menumpuk
dalam hangat pangkuanmu